counter

Minggu, 05 Januari 2014

KAMPUS BARU (LAGI) bagian 1


*gelisah*
Pukul 23.30 WIB
Telah banyak cara kucoba untuk menawar kegelisahan yang terjadi saat itu, tapi tak berhasil. Rasa takut, dan kurang percaya diri selalu membayang kemanapun aku pergi. Meskipun ini ketiga kalinya, aku pun hanya bisa berpasrah.
Kulihat ibuku sesekali terbangun dari tidurnya, melihatku lalu bertanya “kenapa jam segini nggak tidur juga?”, aku pun hanya terdiam. Dan Beliau kembali terlelap dalam tidurnya.

Pukul 00.15 WIB
Kubuka laman twitter dan menemukan postingan baru di kronologiku. Tak tahu harus berbuat apa, karena telepon genggam yang aku pakai tidak bisa digunakan untuk membuka format pdf. Rasa kegelisahan itu pun memuncak. Meskipun ini ketiga kalinya, ak tetap tidak bisa mengatasi hal yang sama untuk kejadian serupa. Aku pun mulai sedikit putus asa. Lalu telepon genggam ku yang lain pun bordering. Ternyata dari seorang temanku yang memberiku selamat atas keberhasilanku lolos dalam ujian saringan dan masuk spesialisasi akuntansi. Karena belum memastikan dengan melihat pengumuman itu sendiri, aku pun menganggapnya sebagai candaan yang sedikit serius. Dan aku memaksakan diriku untuk tidur.

Pukul 04.03 WIB
Suara iqomah membangunkanku dan aku pun langsung beranjak pergi ke masjid. Seusai sholat subuh aku berdoa “Ya Allah, Ya Rabb, aku pasrahkan semuanya kepadamu, Engkau Mahatahu apa yang terbaik bagi hamba, tetapi jangan biarkan orang tua hamba sedih apapun hasilnya.”
Sepulang dari masjid, ibu ku pun bertanya padaku “ bagaimana hasilnya? Sudah keluar kan?” tanyanya. “Sudah Buk, Cuma nggak bisa lihat lewat HP ku, nanti aku lihat dikampus saja” jawabku. “Coba pinjem HPnya Bulik”, “Nggak usah nanti aku lihat dikampus saja”.

Pukul 05.30 WIB
Kebisaanku setiap pagi adalah menyapu teras dan pelataran depan rumah, pagi itu Bulikku juga sedang meyapu rumahnya yang memang berada disamping rumahku. Saat sudah separuh bagian aku sapu, tetanggaku depan rumah berjalan keluar rumahnya sembari mengucapkan selamat kepadaku “ Selamat ya Yu, keterima di STAN, tadi mas Adi lihat pengumuman kamu ketrima di jurusan Akuntansi.” Katanya. “Ah, masak Pak? Saya malah belum lihat Pak” kataku dengan senyum yang tak bisa ku sembunyikan.
Perasaan senang itu pun tak bisa ku sembunyikan, mendadak hariku seolah berganti indah karena diterima di kampus yang aku idam-idamkan sejak sebelum lulus dari sekolahku. Sebuah pencapaian luar biasa yang tak pernah aku sangka-sangka sebelumnya.

*perpisahan*
Pagi itu aku berangkat ke kampus untuk memastikan kebenaran berita-berita yang disampaikan beberapa orang kepadaku. Sesampainya dikampus, kuhampiri dua emanku yang sudah duduk manis di gazebo kampus, kudekati mereka lalu temanku Budi memberiku ucapan selamat. Lalu kubuka notebook ku dan mencoba mengakses website STAN.
Setelah tiga orang memberiku selamat perasaan ragu pun hilang. Dan benar saja nama ku ada di pengumuman tersebut beserta nama tiga temanku lainnya. Selanjutnya aku harus menghadapi perpisahan untuk kedua kalinya dengan teman-teman sekelasku. Disisi lain aku ber syukur dan sangat-sangat bersyukur atas Karunia yang Allah berikan ini. Rasa senang ini segera bercampur kesedihan harus berpisah dengan teman-teman seperjuanganku.Meskipun demikian aku percaya jika kami memang berjodoh Allah akan mempertemukan kami dalam suatu perjumpaan kembali. Satu hal yang tidak bisa aku ekspresikan, bahkan aku tak tahu harus bersikap seperti apa.
Setelah perjumpaan terakhir dengan teman-temanku hari itu pun ku lanjutkan dengan mengemasi barang-barang yang akan ku bawa ke perantauan. Membereskan kamar yang akan ku tinggal selama berbulan-bulan. Meninggalkan kenyamanan kamar yang menjadi saksi bisu tumbuh kembangku sampai umur 19 tahun ini.

Dan hari itu pu datang, hari keberangkatan ku dan hari perjumpaan terakhir ku dengan ibuku sebelum aku merantu untuk pertama kalinya. Sedih , haru dan bahagia semua campur aduk, bersama kereta bengawan kutinggalkan Solo menuju Jakarta. Menuju Kampus Baru ku, Kampus Ketiga ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar