counter

Minggu, 02 Oktober 2011

BATIK MILIK INDONESIA

Taukah kamu apa yang sangat Indonesia banggakan,apakah tentang pariwisatanya,sumber daya manusianya,atau tentang korupsinya,.wkwk
  Yah siapa yang menduga bahwa diantara banyak gosip buruk tentang Indonesia di mata dunia setidaknya masih banyak pula hal berharga yang dimiliki oleh Indonesia yang harus kita banggakan,mulai dari eksotism alamnya,lalu para siswa teladannya,dll.
  Indonesia masih punya satu unggulan yang belum lama ini disahkan oleh UNESCO sebagai warisan dunia,yakni BATIK.Batik memilikki filosofi yang sangat kuat,mulai dari proses pembuatannya hingga motif yang dibentuk BATIK boleh dibilang sangat istimewa.

Kita akan mengulas batik mulai dari sejarahnya. Kata Batik berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan “malam” (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya “wax-resist dyeing”"
Batik mulai dikenal sejak abad 17.Dahulu batik dilukis diatas daun lontar,pada saat itu motifnya masih dominan gambar hewan.
Namun dari salah satu sumber kesenian batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda
Dulu Batik hanya boleh dikenakan oleh kalangan keraton saja namun kini batik mulai merakyat dan banyak dikenakan oleh masyarakat luas.Battik mulai dipopulerkan ke kalangan Internasional oleh Presiden Soeharto yang mengenakan Batik disaat menghadiri konferensi-konferensi.Batik pun pernah dikenakan oleh Nelson Mandela,bill Clinton dan petinggi petinggi negara lain.

Batik merupakan kesenian yang sangat tinggi nilainya,saking tingginya nilai seninya batik pun diklaim oleh negara tetangga sebagai miliknya.Saat itu Indonesia marah besar,padahal saat itu sedikit dari warga kita yang mau pakai batik,lebih memilih pakai baju impor luar negri,.hmm,.*watak asli*
Batik kini sudah dipatenkan sebagai warisan budaya Indonesia oleh UNESCO.Memang warga Indonesia sekarang tidak perlu takut Batik diklaim negara lain lagi tapi ya harus bangga dan senantiasa melestarikan batik sebagai warisan dunia milik Indonesia ASLI.

Batik kini mulai berkembang ragam motif dan desainnya.Batik mulai dimodifikasi menjadi sebuah busana elegan dan juga tinggi akan nilai seni.Para desainer mulai mengembangkan desain batik agar lebih cassual dan tidak terlihat terlalu formal,lebih fresh agar anak muda tidak merasa TUA kalau memakainya.Sehingga batik mulai merakyat dari anak bayi hingga ABG tua pun memakainya.Baguss ya....

Proses membatik:
1.      PERSIAPAN MEMBATIK.a). Karen, atau anglo, dan wajan berisi malam harus sudah siap untuk mulai membatik. malamharus sempurnya cairnya (malam tua) supaya lancar keluarnya melaului cucuk canting; selain itu malam dapat meresap dengan sepurna dalam mori. Api dalam anglo atau keren harus dijaga tetap membara, tetapi tidak boleh menyala, karena berbahaya kalau menjilat malam dalam wajan.
b). mori yang sudah dipersiapkan harus telah berbeda di atas gawangan dekat keren, atau anglo.Si pembatik duduk di antara gawangan dan keren, atau anglo. Gawangan berdiri di sebelah kiri dan keren di sebelah kanan pembatik. Orang yang pekerjaannya membatik disebut pengobeng
.c). setelah semuanya beres pembatik mulai tugasnya. Pertama memegang canting. Cara memegangcanting berbeda dengan cara memegang pensil, atau vulpen untuk menulis. Perbedaan itu di sebabkan ujung cucuk canting bentuknya melengkung dan berpipa besar, sedang pensil atau vulpen lurus. Memegang canting dengan ujung-ujung ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah seperti memegang pensil untuk menulis, tetapi tangkai canting horisontal, sedangkan pensil untuk menulis dengan posisi condong. Posisi canting demikian itu untuk menjaga agar malam dalam nyamplungan tidak tumpah.
d). dengan canting itu pengobeng menciduk malam mendidih dengan wajan kemudian dibatikan diatas mori. Sebelum di batikan canting ditiup lebih dahulu. Cara meniup pun dengan cara tertentu, agar malam dalam nyaplungan tidak tumpah pada bibir pengobeng.Canting di tiup dengan maksud :? Untuk mengembalikan cairan malam dalam cucuk ke dalam nyamplungan, supaya tidak menetes sebelum ujung canting ditempelkan pada mori.? Untuk menghilangkan cairan malam yang membasahi cucuk canting; karena cucuk canting yang berlumuran cairan malam akan mengurang baiknya goresan, terutama ketika permulaan canting di goreskan pada mori.? Untuk mengontrol cucuk canting dari kemungkinan tersumbat oleh kotoran malam. Kalau tersumbat, maka cairan dalam nyamplungan tidak bersuara, karena udara tidak dapat masuk. Maka lubang ujung cucuk ditusuk memakai ijuk, atau serabut kelapa sampai masuk sepanjang cucuk. Biasanya sesudah ditusuk ditiup kembali, atau langsung dibatikan pada mori. Keistimewaan menusuk ialah memakai tangan kiri dengan cara tertetu dalam waktu yang cepat.? Canting yang beres keadaannya barulah digoreskan pada mori. Tangan kiri terletak disebalik mori sebagai landasan (penguat) mori yang baru digores dengan canting. Jika cairan malam dalam nyamplungan habis, atau kurang lancar mungking karena pendinginan, malam itu dikembalikan kedalam wajan; canting dicidukan pada cairan malam dalam wajan itu juga. Pengembalian cairan malam yang sudah dingin tidak besar pengaruhnya terhadap malam dalam wajan. Hal itu dilakukan sampai selesai, dan termasuk nemboki.

2. TAHAP-TAHAP MEMBATIK.Membatik sepotong mori harus dikerjakan tahap demi tahap. Setiap tahap dapat dikerjakan oleh orang yang berbeda. Tetapi sepotong mori tidak dapat dikerjakan beberapa orang bersamaan waktu.Tahap-tahap itu alah:

A). Membatik Kerangka.Membatik kerangka dengan memakai pola disebut mola, sedang tanpa pola disebut ngrujak. Mori yang sudah dibatik seluruhnya berupa kerangka, baik bekas memakai pola maupun dirujak, disebut batikan kosongan, atau disebut juga Klowongan. Canting yang dipergunakan ialah canting cucuk sedeng yang disebut juga canting klowongan.

B). Ngisen Iseni.Ngisen-iseni dari kata isi. Maka ngisen-iseni berarti memberi isi atau mengisi. Ngisen-iseni dengan mempergunakan canting cucuk kecil disebut juga Canting Isen. Canting isen bermacam-macam. Tetapi sepotong mori belum tentu mempergunakan seluruh macam canting isen, tetapi tergantung pada motif yang akan dibuat. Umpama memerlukan bermacam-macam canting isen karenaberaneka motif; tetapi membatik harus satu persatu, dan setiap bagian harus selesai sebelum bagian yang lain dikerjakan dengan canting lain misalnya kalau nyeceki (membuat motif yan terdiri dari titik-titik ), bagian cecekan harus selesai seluruhnya. Kegiatan mengerjakan bagian-bagian mempunyai nama masing-masing ; nama tersebut menurut nama canting yang dipergunakan. Proses pemberian nama ialah dengan mengubah nama benda (nama canting) menjadi kata kerja, sedang hasil kerjanya diambil dari nama canting yang di pergunakan. Nama itu ialah : nyeceki yaitu mempergunakan canting cecekan, hasilnya nama cecekan. Neloni ialah mempergunakan canting Telon, hasilnya disebut Telon. Mrapati ialah mempergunakan Canting Prapatan, hasilnya bernama Prapatan dan seterusnya. Tetapi mempergunakan Canting Galaran atau canting Renteng, selalu disebut nggalari, dan tidak pernah disebut ngrentengi; sedang hasilnya selalu disebut galaran, tidak pernah disebut rentengan.Cara mengunakan canting bertahap itu banyak keuntungannya. Keuntungan pertama ialah canting dapat dipergunakan bergantian dalam satu rombongan pengobeng (pembatik) yang berbeda-beda tugasnya (berbeda tahap batikan yang dikerjakan); keuntungan keduan ialah mengurangi jumlah canting yang semacam meskipun anggota pengobeng cukup banyak. Kalau dua orang bersamaan akan mengunakan canting semacam, sedangkan canting hanya sebuah, maka salah satu dapat menundanya dan mengerjakan bagian lain dengan canting lain. Demikian seterusnya.Batikan yang lengkap dengan isen-isen disebut reng-rengan. Oleh karena namanya reng-rengan, maka pengobeng yang membatik sejak permulaan sampai penyelesaian (akhir) memberi isen-isen disebut ngengreng. Jadi ngengrengan merupakan kesatuan motif dari keseluruhan yang dikehendaki. Hal itu merupakan penyelesaian yang pertama.

C). Nerusi.Nerusi merupakan penyelesaian yang kedua. Batikan yang berupa ngengrengan kemudian di balik permukaannya, dan di batik kembali pada permukaan kedua itu. Membatik nerusi ialah membatik mengikuti motif pembatikan pertama pada bekas tembusinya. Nerusi tidak berbeda dengan mola dan batikan pertama berfungsi sebagai pola. Canting-canting yang di pergunakan sama dengan canting untuk ngengreng. Nerusi terutama untuk mempertebal tembusan batikan pertama serta untuk memperjelas. Batikan yang selesai pada tahap ini pun masih disebut ngengreng. Pengobeng yang membatik dari permulaan sampai nerusi disebut ngengreng.

D). Nembok.Sebuah batikan tidak seluruhnya diberi warna, atau akan diberi warna yang bermacam-macam pada waktu proses penyelesaian menjadi kain. Maka bagian-bagian yang tidak akan diberi warna, atau akan diberi warna sesudah bagian yang lain harus di tutup dengan malam. Cara menutupnya seperti cara membatik bagian lain dengan mempergunakan canting tembokan. Canting tembokan bercukuk besar. Orang yang mengerjakan disebut nemboki dan hasilnya disebut tembokan. Bagian yang ditembok biasanya disela-sela motif pokok. Menembok biasanya mempergunakan malam walitet terendah. Meskipun malam penuh kotoran, tetapi canting bercucuk besar tidak banyak terganggu. Selain itu bagian tembokan cukup lebar dan tebal, sehingga kurang baiknya malam untuk nembok dapat diatasi. Pada hakekatnya fungsi malam selain untuk membentuk motif, juga untuk menutup pada tahap-tahap pemberian warna kain, diamana warna itu sebagai pembentuk motif batik yang sesungguhnya. Nembok hanya pada sebelah muka mori.2.

E). Bliriki.Bliriki ialah nerusi tembokan agar bagian-bagian itu tertutup sungguh-sungguh. Bliriki mempergunakan canting tembokan dan caranya seperti nemboki.Apabila tahap terakhir ini sudah selesai berarti proses pembatikan selesai juga. Hasil bliriki disebut blirikan tetapi jarang demikian, lebih biasa disebut tembokan. Memang membatik disebut selesai apabila proses terakhir tadi selesai, atau kalau batikan tidak perlu ditembok, maka yang disebut batikan selesai adalah sebelum ditembok. Pada jaman yang silam di daerh Surakarta, setiap selesai tahap-tahap tadi, batikan dijemur sampai malamnya hampir meleleh. Maksud penjemuran itu ialah agar supaya lilin pada mori tidak mudah rontok atau hilang. Sebab malam panas (mendidih) waktu dipergunakn untuk membatik dan bersinggungan dengan mori dingin akan membeku dengan tiba-tiba karena proses kejut. Pembekuan malam itu kurang baik, karena batikan sering patah-patah dan malam mudah rontok. Tetapi jika dijemur, pemanasan terjadi secara merata, danmori ikut terpanasi. Mori yang mengalami pemanasan sinar matahari akan mengembang, dan mempunyai daya serap. Proses pengembangan ini memperkuat melekatnya malam yang mulai akan meleleh ; sebelum malam itu meleleh batikan harus diangkat dengan hati-hati ketempat teduh, batikan secara serentak akan mendingin. Proses pendinginan ini pun ada keuntungannya, karena antara mori dan malam saling memperkuat daya lekat. Selesailah kerja membatik.

Sabtu, 01 Oktober 2011

modul kimia dasar

PERCOBAAN I
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN
TUJUAN
1. Memperkenalkan proses-proses dasar cara pemisahan dan pemurnian satu atau
beberapa zat dari campurannya
2. Memperkenalkan beberapa sifat dasar materi/zat melalui sifat fisika maupun kimia
melalui beberapa reaksi kimia
DASAR TEORI
Proses Pemisahan
Proses pemisahan suatu zat dari campurannya pada dasarnya adalah pemisahan berdasarkan
sifat fisik dari zat-zat tersebut. Beberapa metode yang dapat sering digunakan dalam proses
pemisahan yaitu dekantasi, penyaringan, destilasi, ekstraksi, dan kromatografi.
Dekantasi merupakan proses pemisahan zat padat dari zat cair yang saling tidak larut dengan
cara menuangkan zat cairnya melalui batang pengaduk atau alat bantu lainnya. Proses ini
dilakukan apabila kedua zat sudah terpisah dengan sendirinya, padat di bawah dan cair di
atas.
Penyaringan merupakan proses pemisahan zat padat dan cair dengan melalui media kertas
dengan ukuran pori tertentu, dimana zat padat tidak dapat melewati pori sedangkan zat cair
lolos.
Distilasi merupakan proses pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan titik didih
atau tekanan uap komponennya. Ada beberapa macam destilasi yaitu destilasi sederhana
(perbedaan titik didih tinggi), destilasi terfraksi (perbedaan titik didih rendah), destilasi uap
(perbedaan tekanan uap), destilasi vakum (titik didih sebagai fungsi dari tekanan), destilasi
azeotrop (terbentuk sistem azeotrop antar komponennya).
Ekstraksi merupakan proses pemisahan berdasarkan kelarutan (kepolaran) suatu zat terhadap
dua pelarut yang berbeda.
Kromatografi merupakan proses pemisahan berdasarkan sifat adsorpsi dari partisi zat
terhadap sistem zat lain.
Percobaan 1. Penyaringan dan penguapan
a. Timbang sekitart 2 atau 3 sendok garam dapur yang kotor dan larutkan dengan air
sedikit mungkin (usahakan supaya semua garam larut). Gunakan akua destilasi atau
reverse osmisis untuk melarutkan garam tersebut. Saring dengan menggunakan kertas
saring dalam corong penyaringan dan tampung filtrat ke dalam cawan penguapan
yang bersih. Filtrat dalam cawan kemudian diuapkan. Amati Kristal yang terbentuk,
timbang dan bandingakan dengan garam dapur awal.
b. Masukkan 2 atau 3 sendok bubuk kapur kedalam gelas kimia yang berisi 25 ml air,
aduk dan biarkan sampai kapur campuran terpisah. Pisahkan sentrat (bagian yang
bening) dari endapan dengan dekantasi.
c. Larutkan 5 gr tembaga (II) sulfat, CuSO4, ke dalam 25 ml air. Saring larutan tersebut
dan uapkan sampai volumenya menjadi 10 ml. Biarkan larutan sampai dingin dan
tanpa digoyang. Amati Kristal yang terbentuk.
Percobaan 2. Kromatografi Kertas
a. Gunting kertas saring dengan ukuran 3 x 15 cm
2
b. Lipat bagian atas kertas dengan pensil dan rekatkan dengan selotip
c. Coba masukkan kertas saring sedemikian rupa ke dalam gelas plastic sehingga ujung
bawahnya tepat menyentuh dasar gelas dan tidak melipat.
d. Kelurkan kertas saring dan gambarlah garis mendatar ± 3 cm dari ujung atas dan
bawah (dengan penggaris) dengan pensil.
e. Tepat di garis bagian bawah kertas, buatlah titik-titik dengan tinta warna (beri jarak
antar titik).
f. Isilah gelas dengan campuran air dan etanol dengan perbandingan 1:1 sampai ± 1,5
cm dari dasar gelas.
g. Letakkan kertas saring yang telah di digarisi dan diberi tinta dalam gelas. Perhatian :
jangan sampai tinta pena/spidol menyentuh langsung pelarut.
h. Biarkan proses elusi (naiknya pelarut) sampai tepat batas atas kertas.
i. Angkat kertas saring dan tentukkan nilai Rf dari masing-masing komponen dalam
tinta
Jangan Lupa membawa:
1. Buku catatan praktikum (jurnal praktikum)
2. Jas lab
3. Lap dan sabun
4. Pensil, penggaris, belpoin warna/spidol
5. Selotip dan gunting