counter

Minggu, 19 Mei 2013

PROSEDUR DIAGNOSIS BIMBINGAN KONSELING


TUGAS MATA KULIAH BIMBINGAN KONSELING
PROSEDUR DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
“Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bimbingan konseling”


Disusun oleh:
KELOMPOK 5
AGUSTINE TIYA ARUM A                           K1312003
ANISA ASTRA JINGGA                                 K1312011
EKO BAYU DIAN PURNOMO                      K1312027
NOVITA AYU DEWANTI                              K1312051
VERONICA AMALIA NR                              K1312075

PROGRAM STUDI MATEMATIKA
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya. Prestasi belajar yang memuaskan dapat diraih oleh setiap siswa jika mereka dapat belajar secara wajar, terhindar dari berbagai ancaman, hambatan dan gangguan. Namun ancaman, hambatan dan gangguan tersebut di alami oleh siswa tertentu sehingga mereka mengalami kesulitan dalam belajar. Pada tingkat tertentu memang ada siswa yang dapat mengatasi kesulitan belajarnya tanpa harus melibatkan orang lain. Tetapi pada kasus – kasus tertentu, siswa belum mampu mengatasi kesulitan belajarnya maka bantuan guru atau orang lain sangat diperlukan oleh siswa.
Karena kesulitan belajar yang mereka alami akan membawa dampak negatif, baik terhadap diri mereka sendiri, maupun terhadap lingkungannya. Untuk mencegah dampak negatif yang lebih jelek, yang mungkin timbul karena kesulitan belajar yang dialami para peserta didik, maka para pendidik harus waspada terhadap gejala-gejala kesulitan belajar yang mungkin dialami oleh para peserta didiknya. Untuk itu dalam makalah ini, kami mencoba menguraiakan latar belakang kesulitan belajar, karakteristik peserta didik dalam belajar, gejala-gejala  kesulitan belajar, dan mengatasi kebosanan.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan diagnosis kesulitan belajar?
2.      Apa saja faktor-faktor kesulitan belajar?
3.      Bagaimana cara mengenali kesulitan belajar peserta didik?
4.      Bagaimana upaya mengatasi kesulitan belajar peserta didik?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian diagnosis kesulitan belajar.
2.      Mengetahui faktor-faktor kesulitan belajar
3.      Untuk mengetahui cirri-ciri kesulitan belajar peserta didik
4.      Untuk mengetahui upaya mengatasi kesulitan belajar peserta didik.


BAB II
PEMBAHASAN


A.  Pengertian diagnosis kesulitan belajar
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kesulitan belajar. Blassic dan Jones, sebagaimana dikutip oleh Warkitri ddk. (1990 : 8.3), menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang diperoleh. Mereka selanjutnya menyatakan bahwa individu yang mengalami kesulitan belajar adalah individu yang normal inteligensinya, tetapi menunjukkan satu atau beberapa kekurangan penting dalam proses belajar, baik persepsi, ingatan, perhatian, ataupun fungsi motoriknya.
Sementara itu Siti Mardiyanti dkk. (1994 : 4 – 5) menganggap kesulitan belajar sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari atau tidak disadari oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologis, sosiologis, ataupun fisiologis dalam proses belajarnya.
Dari penjelasan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dimana terdapat suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan dengan yang diperoleh yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu baik bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis dalam proses belajar.
Salah satu cara pemberian bantuan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar adalah berupa prosedur dan langkah-langkah yang sistematis yang disebut Diagnosis Kesulitan Belajar dan pengajaran perbaikan.(Etty Kratikawati dan Willem Lusikooy; 1993/1994).
Diagnosis Kesulitan Belajar merupakan suatu prosedur dalam memecahkan kesulitan belajar dengan mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan tertentu, serta mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.

B.  Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kesulitan belajar sebagai berikut:
1.      Faktor intern yaitu faktor yang terjadi dari dalam individu yang terdiri dari:
·           Kesulitan belajar yang disebabkan oleh sakit dan fisik yang kurang sehat. Jika seseorang mengalami gangguan kesehatan maka syaraf sensorif dan motorisnya lemah yang berakibat rangsangan yang diterima melalui inderanya tidak dapat diteruskan ke otak.
·           Kesulitan belajar yang disebabkan oleh kondisi fisik yang lemah seperti kurang gizi, lemas, yang mengakibatkan cepat letih, kurang konsentrasi, mengantuk dan sering pusing. Hal ini akan mengakibatkan penerimaan dan respon belajar kurang sehingga saraf tidak mampu bekerja secara optimal.
·           Kesulitan belajar yang disebabkan oleh cacat fisik yang berupa cacata tubuh ringan seperti rabun dekat, rabun jauh, kurang mendengar, dan cacat tubuh permanen seperti butu, tuli dan bisu. Mereka yang mengalami cacat tubuh ringan harus diperlakukan khusus seperti duduk di depan, sedankan mereka yang memiliki cacat tubuh permanen maka ia harus menjalani pendidikan di lembaga pendidikan khusus (SLB).
·           Kesulitan belajar yang disebabkan oleh gangguan yang bersifat psikologis yang terdiri dari:
Intelegensi, Rendahnya intelegensi dapat mengakibatkan anak didik mengalami kesulitan belajar untuk mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung.
Bakat, Seseorang yang tidak mempunyai bakat yang sesuai dengan subyek pelajaran yang sedang dipelajari maka akan mengakibatkan kesulitan belajar karena ia cenderung butuh waktu relatif lama untuk dapat menguasai pelajaran itu.
Minat, Seseorang yang tidak memiliki minat terhadap subyek pelajaran maka ia akan tidak merasakan adanya kebujtuhan pelajaran itu. Hal ini dapat menghilangkan atau mengurangi keseriusan dan kasenangannya dalam belajar.
Motivasi, Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi maka ia akan serius untuk belajar. Jika seseorang memiliki motijvasi rendah maka ia kurang semangat dan tidak sungguh-sungguh dalam belajar.
2.      Faktor ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar individu yakni semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar siswa, meliputi:
·         Faktor lingkungan keluarga seperti cara orang tuanya mendidik anaknya, hubungan orang tua dan anak, keharmonisan keluarga, dan keadaan ekonomi keluarga.
·         Faktor sekolah seperti hubungan guru dengan murid, media pengajaran, kualifikasi guru, kondisi gedung, kurikulum, kedisiplinan guru, kompetensi guru barik kompetensi personal, profesional, maupun kompetensi moral.
·         Faktor lingkungan sosial dan media massa serta teman bergaul, tetangga, aktifitas di masyarakat, televisi, bioskop dan surat kabar.

C.     Langkah diagnosis kesulitan belajar dan prosedur diagnosis kesulitan belajar
Para ahli dalam bidang diagnosis telah mengajukan langkah yang ditempuh untuk melaksanakan diagnosis kesulitan belajar secara berbeda, perbedaan ini hanya perbedaan teknis bukan perbedaan prinsip.
Abin syamsuddin (1981:283-285) mencoba merumuskan pendapat dua orang ahli yaitu Ross dan Stanley serta william Burton.
Ross dan Stanley (1956:332-341) , tahapan-tahapan diagnosis itu sebagai berikut:
5. How can errors be prevented?
Bagaimana kelemahan itu dapat dicegah?
4. what remedies are suggested?
Penyembuhan-penyembuhan apakah yang disarankan?
3. why do the errors occur?
Mengapa kelemahan-kelemahan itu terjadi?
2. where are the errors located
Di manakah kelemahan-kelemahan itu dapat dilokalisasikan?
1.who are the pupils having trouble?
Siapa-siapa siswa yang mengalami gangguan

Prosedur dan Teknik Diagnosis kesulitan belajar
Sebelum melaksanakan pengajaran remedial, guru terlebih dahulu perlu menegakkan diagnosis kesulitan belajar, yaitu menentukan jenis dan penyebab kesulitan serta alternatif strategi pengajaran remedial yang efektif dan efisien.  Sebagai prosedur maka diagnosis kesulitan belajar terdiri dari langkah-langkah yang tersusun secara sistematis. Agar pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar dapat menghasilkan sesuai dengan keinginan, maka taat pada prosedur itu merupakan suatu keharusan. Beberapa langkah pokok/prosedur dan teknik pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
1.      Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Beberapa langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan sebagai berikut:
a.    Menandai siswa dalam satu kelas atau dalam suatu kelompok yang diperkirakan mengalami kesulitan dalam belajar baik yang sifatnya umum maupun sifatnya lebih khusus dalam bidang studi tertentu.
b.    Teknik yang dapat ditempuh bermacam-macam antara lain dengan:
o   Meneliti nilai ujian
o   Menganalisis hasil ujian dengan melihat tipe kesalahan yang dibuatnya.
o   Observasi pada saat siswa dalam proses belajar mengajar
o   Memeriksa buku catatan pribadi yang ada pada petugas bimbingan.
o   Melaksanakan sosiometris untuk melihat hubungan sosial psikologis yang terdapat pada para siswa.
Kesulitan belajar itu dapat kita deteksi dari observasi pada saat proses kegiatan belajar. Agar observasi dapat mendeteksi kasus kesulitan belajar secara tepat, maka pada observasi ini dilakukan kegiatan pencatatan hal-hal sebagai berikut:
a)      Cepat lambatnya (berapa lama) menyelesaikan pekerjaan (tugasnya);
b)      ketekunan atau persistensi dalam mengikuti pelajaran (berapa kali tidak hadir; alpa, sakit, izin);
c)      partisipasi dan konstribusinya dalam pemecahan masalah atau mengerjakan tugas kelompok (bagan partisipasi);
d)     kemampuan kerjasama dan penyelesaian sosialnya (disenangi atau menyenangi orang lain secara sosiometris dapat diketahui) dan sebagainya.

2.      Melokalisasikan Letaknya Kesulitan (Permasalahan)
Setelah kita menemukan kelas atau individu siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar, maka pesoalan selanjutnya yang perlu kita telaah, ialah (1) dalam mata pelajaran (bidang studi) manakah kesulitan itu terjadi, (2) pada kawasan tujuan belajar (aspek prilaku) yang manakah ada kesulitan itu terjadi, (3) pada bagian (ruang lingkup bahan) yang manakah kesulitan itu terjadi, dan (4) dalam segi kesulitan belajar manakah kesulitan itu terjadi. Untuk itu dilakukan analisis letak kesulitan belajar siswa dengan cara sebagai berikut:
o    Mendekati kesulitan belajar pada bidang studi tertentu. Dapat dilakukan dengan cara membandingkan angka nilai prestasi individu siswa untuk semua bidang studi.untuk membuat jelas hal ini sebaiknya dibuat grafik yang berisi semua mata pelajaran/bidang studi lengkap dengan nilainya.  
o    Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar dan bahagian ruang lingkup bahan pelajaran dimanakah kesulitan terjadi. Dapat dilakukan denganmenganalisis jawaban siswa terhadap soal-soal setiap mata pelajaran. Dari jawaban itu dapat diketahui pada bagiam mana siswa mendapat kesulitan.
o    Analisis terhadap catatan mengenai proses belajar. Analisis yang dimaksud disini adalah analisis terhadap kemampuan menyelesaikan tugas-tugas, soal-soal saat proses belajar berlangsung, kehadiran atau ketidakhadiran saat proses belajar berlangsungsi untuk setiap mata pelajaran, penyesuaian diri dengan temannya.

3.      Lokalisasi jenis faktor dan sifat yang menyebabkan siswa mengalami berbagai kesulitan. Faktor yang mempengaruhi teridiri dari faktor internal dan eksternal spserti yang telah disebutkan sebelumnya.
4.      Perkiraan kemungkinan bantuan
Apabila kita telaah tentang letak kesulitan yang dialami siswa, jenis dan sifat kesulitan, latar belakangnya, faktor-faktor yang menyebabkannya, maka kita akan dapat memperkirakan beberapa hal berikut:
a.       Apakah siswa tersebut masih mungkin ditolong untuk mengatasi kesulitannya atau tidak?
b.      Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa tertentu?
c.       Kapan dan dimana pertolongan itu dapat di berikan?
d.      Siapa yang dapat memberikan pertolongan?
e.       Bagaimana cara menolong siswa agar dapat dilaksanakan secara efektif?
f.       Siapa sajakah yang harus dilibatsertakan dalam menolong siswa tersebut?

5.      Penetapan kemungkinan cara mengatasinya
Pada langkah ini perlu menyusun suatu rencana  atau alternatif-alternatif rencana yang akan dilaksanakan untuk membantu peserta didik/siswa mengatasi masalah kesulitan belajarnya. Rencana ini hendaknya berisi:
a.       Cara-cara yang harus ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan yang dialami siswa tersebut.
b.      Menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang.

D.    Upaya mengatasi kesulitan belajar
Untuk mengatasi kesulitan belajar yang di alami oleh siswa, maka pertama kali harus dilakukan identifikasi terhadap keadaan siswa yang menunjukkan kesulitan belajar. Proses identifikasi inilah yang disebut dengan diagnosa yang bertujuan untuk menentukan jenis kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Dalam diagnosis kesulitan belajar siswa, dikenal dengan langkah-langkah yang diantaranya direkomendasikan sebagai berikut:
1.      Melakukan observasi kelas untuk melihat prilaku menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran.
2.      Memeriksa penglihatan dan pendengaran sisiwa yang diyakini mengalami gangguan kedua indera itu.
3.      Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.
4.      Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) bagi anak yang diyakini memiliki IQ di bawah rata-rata.
5.      Mewawancarai orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.

Mulyono Abdurrahman mengutip Barbara Clark, menawarkan pendidikan intelegensi sebagai suatu sistem pendidikan yang diyakini sebagai upaya mengatasi kesulitan belajar. Pendidikan tipe ini merupakan upaya integrasi antara pemikiran barat yang rasional dengan pemikiran timur yang intuitif. Pendidikan integratif ditafsirkan sebagai pendidikan yang berupaya:
1.      Mengintegrasikan antara anak yang tidak normal dengan normal.
2.      Mengintegrasikan pendidikan luar biasa dengan pendidikan pada umumnya.
3.      Mengintegrasikan dan mengoptimalkan perkembangan kognisi, emosi, jasmani dan intuisi.
4.      Mengintegrasikan anak didik sebagai makhluk individual dan makhluk sosial.
5.      Mengintegrasikan antara subjek/materi pelajaran dengan kehidupan masa depan anak.
6.      Mengintegrasikan antara falsafah dan pandangan hidup dengan seni.



BAB III
KESIMPULAN
Diagnosis adalah penentuan jenis penyakit dengan meneliti (memeriksa) gejalagejala atau proses pemeriksaan terhadap hal yang dipandang tidak beres. Sedangkan kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak dapat melakukan proses belajar sebagaimana mestinya. Jadi diagnosis kesulitan belajar adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh guru atau penyuluh terhadap murid yang diduga mengalami kesulitan belajar untuk menentukan jenis dan kekhususan kesulitan belajar yang dihadapi.
Faktor-faktor timbulnya kesulitan belajar yaitu dari faktor intern meliputi gangguan fisik dan psikologis. Dan faktor ekstern meliputi faktor keluarga, sekolah dan lingkungan sosial. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat diidentifikasikan dengan cirri-ciri anak didik menunjukkan prestasi yang rendah dibawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas, lambat menyelesaikan tugas-tugas di kelas, hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan, dan menunjukkan sikap acuh tak acuh, dusta, kurang konsentrasi dan tidak semangat.
Prosedur
Untuk mengatasi kesulitan belajar diperlukan beberapa langkah diantaranya:
Melakukan observasi kelas
Memeriksa penglihatan dan pandangan siswa
Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu
Memberikan tes kemampuan intelengensi (IQ)



DAFTAR PUSKATA
Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2003
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta, 2002
Bustami Said, Buku Ajar Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pembelajaran, (Pamekasan: Stain Pamekasan Press, 2006), hlm., 55
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), hlm., 118
http://hadirukiyah.blogspot.com/2009/06/diagnosa-kesulitan-belajar.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar