TUGAS
MATA KULIAH BIMBINGAN KONSELING
PROSEDUR
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
“Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bimbingan konseling”
Disusun
oleh:
KELOMPOK 5
AGUSTINE TIYA ARUM A K1312003
ANISA ASTRA JINGGA K1312011
EKO BAYU DIAN PURNOMO K1312027
NOVITA AYU DEWANTI K1312051
VERONICA AMALIA NR K1312075
PROGRAM
STUDI MATEMATIKA
PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Setiap
siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja
akademik yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa
siswa itu memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar
belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat
mencolok antara seorang siswa dengan siswa lainnya. Prestasi belajar yang
memuaskan dapat diraih oleh setiap siswa jika mereka dapat belajar secara
wajar, terhindar dari berbagai ancaman, hambatan dan gangguan. Namun ancaman,
hambatan dan gangguan tersebut di alami oleh siswa tertentu sehingga mereka
mengalami kesulitan dalam belajar. Pada tingkat tertentu memang ada siswa yang
dapat mengatasi kesulitan belajarnya tanpa harus melibatkan orang lain. Tetapi
pada kasus – kasus tertentu, siswa belum mampu mengatasi kesulitan belajarnya
maka bantuan guru atau orang lain sangat diperlukan oleh siswa.
Karena kesulitan belajar yang mereka
alami akan membawa dampak negatif, baik terhadap diri mereka sendiri, maupun
terhadap lingkungannya. Untuk mencegah dampak negatif yang lebih jelek, yang
mungkin timbul karena kesulitan belajar yang dialami para peserta didik, maka
para pendidik harus waspada terhadap gejala-gejala kesulitan belajar yang
mungkin dialami oleh para peserta didiknya. Untuk itu dalam makalah ini, kami
mencoba menguraiakan latar belakang kesulitan belajar, karakteristik peserta
didik dalam belajar, gejala-gejala kesulitan belajar, dan mengatasi
kebosanan.
B.
Rumusan masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan diagnosis kesulitan belajar?
2. Apa
saja faktor-faktor kesulitan belajar?
3. Bagaimana
cara mengenali kesulitan belajar peserta didik?
4. Bagaimana
upaya mengatasi kesulitan belajar peserta didik?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian diagnosis kesulitan belajar.
2. Mengetahui
faktor-faktor kesulitan belajar
3. Untuk
mengetahui cirri-ciri kesulitan belajar peserta didik
4. Untuk
mengetahui upaya mengatasi kesulitan belajar peserta didik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
diagnosis kesulitan belajar
Ada beberapa
pendapat mengenai pengertian kesulitan belajar. Blassic dan Jones, sebagaimana dikutip oleh Warkitri ddk.
(1990 : 8.3), menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak
antara prestasi akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang diperoleh.
Mereka selanjutnya menyatakan bahwa individu yang mengalami kesulitan belajar
adalah individu yang normal inteligensinya, tetapi menunjukkan satu atau
beberapa kekurangan penting dalam proses belajar, baik persepsi, ingatan,
perhatian, ataupun fungsi motoriknya.
Sementara itu
Siti Mardiyanti dkk. (1994 : 4 – 5) menganggap kesulitan belajar sebagai suatu
kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu untuk
mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari atau tidak disadari
oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologis, sosiologis, ataupun
fisiologis dalam proses belajarnya.
Dari penjelasan
di atas, dapat penulis simpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu
kondisi dimana terdapat suatu jarak antara prestasi akademik yang diharapkan
dengan yang diperoleh yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu baik bersifat
psikologis, sosiologis maupun fisiologis dalam proses belajar.
Salah satu cara
pemberian bantuan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar adalah
berupa prosedur dan langkah-langkah yang sistematis yang disebut Diagnosis Kesulitan Belajar dan pengajaran
perbaikan.(Etty Kratikawati dan Willem Lusikooy; 1993/1994).
Diagnosis Kesulitan Belajar
merupakan suatu prosedur dalam memecahkan kesulitan belajar dengan
mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu
kelemahan tertentu, serta mengimplikasikan suatu upaya untuk meramalkan
kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.
B. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kesulitan belajar
Secara garis besar faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya kesulitan belajar sebagai berikut:
1.
Faktor intern yaitu faktor yang terjadi
dari dalam individu yang terdiri dari:
·
Kesulitan belajar yang disebabkan oleh
sakit dan fisik yang kurang sehat. Jika seseorang mengalami gangguan kesehatan
maka syaraf sensorif dan motorisnya lemah yang berakibat rangsangan yang
diterima melalui inderanya tidak dapat diteruskan ke otak.
·
Kesulitan belajar yang disebabkan oleh kondisi
fisik yang lemah seperti kurang gizi, lemas, yang mengakibatkan cepat letih,
kurang konsentrasi, mengantuk dan sering pusing. Hal ini akan mengakibatkan
penerimaan dan respon belajar kurang sehingga saraf tidak mampu bekerja secara
optimal.
·
Kesulitan belajar yang disebabkan oleh
cacat fisik yang berupa cacata tubuh ringan seperti rabun dekat, rabun jauh,
kurang mendengar, dan cacat tubuh permanen seperti butu, tuli dan bisu. Mereka
yang mengalami cacat tubuh ringan harus diperlakukan khusus seperti duduk di
depan, sedankan mereka yang memiliki cacat tubuh permanen maka ia harus
menjalani pendidikan di lembaga pendidikan khusus (SLB).
·
Kesulitan belajar yang disebabkan oleh
gangguan yang bersifat psikologis yang terdiri dari:
Intelegensi,
Rendahnya intelegensi dapat mengakibatkan anak didik mengalami kesulitan
belajar untuk mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung.
Bakat,
Seseorang yang tidak mempunyai bakat yang sesuai dengan subyek pelajaran yang
sedang dipelajari maka akan mengakibatkan kesulitan belajar karena ia cenderung
butuh waktu relatif lama untuk dapat menguasai pelajaran itu.
Minat,
Seseorang yang tidak memiliki minat terhadap subyek pelajaran maka ia akan
tidak merasakan adanya kebujtuhan pelajaran itu. Hal ini dapat menghilangkan
atau mengurangi keseriusan dan kasenangannya dalam belajar.
Motivasi,
Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi maka ia akan serius untuk belajar.
Jika seseorang memiliki motijvasi rendah maka ia kurang semangat dan tidak
sungguh-sungguh dalam belajar.
2. Faktor
ekstern yaitu faktor yang berasal dari luar individu yakni semua situasi dan
kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar siswa,
meliputi:
·
Faktor lingkungan keluarga seperti cara
orang tuanya mendidik anaknya, hubungan orang tua dan anak, keharmonisan
keluarga, dan keadaan ekonomi keluarga.
·
Faktor sekolah seperti hubungan guru
dengan murid, media pengajaran, kualifikasi guru, kondisi gedung, kurikulum,
kedisiplinan guru, kompetensi guru barik kompetensi personal, profesional,
maupun kompetensi moral.
·
Faktor lingkungan sosial dan media massa
serta teman bergaul, tetangga, aktifitas di masyarakat, televisi, bioskop dan
surat kabar.
C. Langkah
diagnosis kesulitan belajar dan prosedur diagnosis kesulitan belajar
Para ahli dalam bidang diagnosis telah mengajukan
langkah yang ditempuh untuk melaksanakan diagnosis kesulitan belajar secara
berbeda, perbedaan ini hanya perbedaan teknis bukan perbedaan prinsip.
Abin syamsuddin (1981:283-285) mencoba merumuskan
pendapat dua orang ahli yaitu Ross dan Stanley serta william Burton.
Ross dan Stanley (1956:332-341) , tahapan-tahapan
diagnosis itu sebagai berikut:
5.
How can errors be prevented?
Bagaimana
kelemahan itu dapat dicegah?
|
||||||||
4.
what remedies are suggested?
Penyembuhan-penyembuhan
apakah yang disarankan?
|
||||||||
3.
why do the errors occur?
Mengapa
kelemahan-kelemahan itu terjadi?
|
||||||||
2.
where are the errors located
Di
manakah kelemahan-kelemahan itu dapat dilokalisasikan?
|
||||||||
1.who
are the pupils having trouble?
Siapa-siapa
siswa yang mengalami gangguan
|
||||||||
Prosedur dan Teknik
Diagnosis kesulitan belajar
Sebelum
melaksanakan pengajaran remedial, guru terlebih dahulu perlu menegakkan
diagnosis kesulitan belajar, yaitu menentukan jenis dan penyebab kesulitan
serta alternatif strategi pengajaran remedial yang efektif dan efisien. Sebagai
prosedur maka diagnosis kesulitan belajar terdiri dari langkah-langkah yang
tersusun secara sistematis. Agar pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar
dapat menghasilkan sesuai dengan keinginan, maka taat pada prosedur itu
merupakan suatu keharusan. Beberapa langkah pokok/prosedur dan teknik
pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi
siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Beberapa langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam
mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan sebagai berikut:
a. Menandai
siswa dalam satu kelas atau dalam suatu kelompok yang diperkirakan mengalami
kesulitan dalam belajar baik yang sifatnya umum maupun sifatnya lebih khusus
dalam bidang studi tertentu.
b. Teknik
yang dapat ditempuh bermacam-macam antara lain dengan:
o
Meneliti nilai ujian
o
Menganalisis hasil ujian dengan melihat
tipe kesalahan yang dibuatnya.
o
Observasi pada saat siswa dalam proses
belajar mengajar
o
Memeriksa buku catatan pribadi yang ada
pada petugas bimbingan.
o
Melaksanakan sosiometris untuk melihat
hubungan sosial psikologis yang terdapat pada para siswa.
Kesulitan belajar itu
dapat kita deteksi dari observasi pada saat proses kegiatan belajar. Agar
observasi dapat mendeteksi kasus kesulitan belajar secara tepat, maka pada observasi
ini dilakukan kegiatan pencatatan hal-hal sebagai berikut:
a) Cepat
lambatnya (berapa lama) menyelesaikan pekerjaan (tugasnya);
b) ketekunan
atau persistensi dalam mengikuti pelajaran (berapa kali tidak hadir; alpa,
sakit, izin);
c) partisipasi
dan konstribusinya dalam pemecahan masalah atau mengerjakan tugas kelompok
(bagan partisipasi);
d) kemampuan
kerjasama dan penyelesaian sosialnya (disenangi atau menyenangi orang lain
secara sosiometris dapat diketahui) dan sebagainya.
2. Melokalisasikan
Letaknya Kesulitan (Permasalahan)
Setelah
kita menemukan kelas atau individu siswa yang diduga mengalami kesulitan
belajar, maka pesoalan selanjutnya yang perlu kita telaah, ialah (1) dalam mata
pelajaran (bidang studi) manakah kesulitan itu terjadi, (2) pada kawasan tujuan
belajar (aspek prilaku) yang manakah ada kesulitan itu terjadi, (3) pada bagian
(ruang lingkup bahan) yang manakah kesulitan itu terjadi, dan (4) dalam segi
kesulitan belajar manakah kesulitan itu terjadi. Untuk itu dilakukan analisis
letak kesulitan belajar siswa dengan cara sebagai berikut:
o
Mendekati kesulitan belajar pada
bidang studi tertentu. Dapat dilakukan dengan cara membandingkan angka
nilai prestasi individu siswa untuk semua bidang studi.untuk membuat jelas hal
ini sebaiknya dibuat grafik yang berisi semua mata pelajaran/bidang studi
lengkap dengan nilainya.
o
Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar
dan bahagian ruang lingkup bahan pelajaran dimanakah kesulitan terjadi. Dapat
dilakukan denganmenganalisis jawaban siswa terhadap soal-soal setiap mata
pelajaran. Dari jawaban itu dapat diketahui pada bagiam mana siswa mendapat
kesulitan.
o
Analisis terhadap catatan mengenai
proses belajar. Analisis yang dimaksud disini adalah analisis terhadap
kemampuan menyelesaikan tugas-tugas, soal-soal saat proses belajar berlangsung,
kehadiran atau ketidakhadiran saat proses belajar berlangsungsi untuk setiap
mata pelajaran, penyesuaian diri dengan temannya.
3.
Lokalisasi jenis faktor dan sifat yang
menyebabkan siswa mengalami berbagai kesulitan. Faktor yang mempengaruhi
teridiri dari faktor internal dan eksternal spserti yang telah disebutkan
sebelumnya.
4.
Perkiraan kemungkinan bantuan
Apabila
kita telaah tentang letak kesulitan yang dialami siswa, jenis dan sifat
kesulitan, latar belakangnya, faktor-faktor yang menyebabkannya, maka kita akan
dapat memperkirakan beberapa hal berikut:
a.
Apakah siswa tersebut masih mungkin
ditolong untuk mengatasi kesulitannya atau tidak?
b.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengatasi kesulitan yang dialami siswa tertentu?
c.
Kapan dan dimana pertolongan itu dapat
di berikan?
d.
Siapa yang dapat memberikan pertolongan?
e.
Bagaimana cara menolong siswa agar dapat
dilaksanakan secara efektif?
f.
Siapa sajakah yang harus dilibatsertakan
dalam menolong siswa tersebut?
5. Penetapan
kemungkinan cara mengatasinya
Pada
langkah ini perlu menyusun suatu rencana atau alternatif-alternatif
rencana yang akan dilaksanakan untuk membantu peserta didik/siswa mengatasi
masalah kesulitan belajarnya. Rencana ini hendaknya berisi:
a. Cara-cara
yang harus ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan yang dialami siswa tersebut.
b. Menjaga
agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang.
D. Upaya mengatasi kesulitan belajar
Untuk mengatasi
kesulitan belajar yang di alami oleh siswa, maka pertama kali harus dilakukan
identifikasi terhadap keadaan siswa yang menunjukkan kesulitan belajar. Proses
identifikasi inilah yang disebut dengan diagnosa yang bertujuan untuk
menentukan jenis kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Dalam diagnosis
kesulitan belajar siswa, dikenal dengan langkah-langkah yang diantaranya
direkomendasikan sebagai berikut:
1. Melakukan
observasi kelas untuk melihat prilaku menyimpang siswa ketika mengikuti
pelajaran.
2. Memeriksa
penglihatan dan pendengaran sisiwa yang diyakini mengalami gangguan kedua
indera itu.
3. Memberikan
tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat kesulitan
belajar yang dialami siswa.
4. Memberikan
tes kemampuan intelegensi (IQ) bagi anak yang diyakini memiliki IQ di bawah
rata-rata.
5. Mewawancarai
orang tua atau wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga yang mungkin
menimbulkan kesulitan belajar.
Mulyono
Abdurrahman mengutip Barbara Clark, menawarkan pendidikan intelegensi sebagai
suatu sistem pendidikan yang diyakini sebagai upaya mengatasi kesulitan
belajar. Pendidikan tipe ini merupakan upaya integrasi antara pemikiran barat
yang rasional dengan pemikiran timur yang intuitif. Pendidikan integratif
ditafsirkan sebagai pendidikan yang berupaya:
1.
Mengintegrasikan antara anak yang tidak
normal dengan normal.
2.
Mengintegrasikan pendidikan luar biasa
dengan pendidikan pada umumnya.
3.
Mengintegrasikan dan mengoptimalkan
perkembangan kognisi, emosi, jasmani dan intuisi.
4.
Mengintegrasikan anak didik sebagai
makhluk individual dan makhluk sosial.
5.
Mengintegrasikan antara subjek/materi
pelajaran dengan kehidupan masa depan anak.
6.
Mengintegrasikan antara falsafah dan
pandangan hidup dengan seni.
BAB
III
KESIMPULAN
Diagnosis
adalah penentuan jenis penyakit dengan meneliti (memeriksa) gejalagejala atau
proses pemeriksaan terhadap hal yang dipandang tidak beres. Sedangkan kesulitan
belajar adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak dapat melakukan proses
belajar sebagaimana mestinya. Jadi diagnosis kesulitan belajar adalah
pemeriksaan yang dilakukan oleh guru atau penyuluh terhadap murid yang diduga
mengalami kesulitan belajar untuk menentukan jenis dan kekhususan kesulitan
belajar yang dihadapi.
Faktor-faktor
timbulnya kesulitan belajar yaitu dari faktor intern meliputi gangguan fisik
dan psikologis. Dan faktor ekstern meliputi faktor keluarga, sekolah dan
lingkungan sosial. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat
diidentifikasikan dengan cirri-ciri anak didik menunjukkan prestasi yang rendah
dibawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas, lambat menyelesaikan
tugas-tugas di kelas, hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang
dilakukan, dan menunjukkan sikap acuh tak acuh, dusta, kurang konsentrasi dan
tidak semangat.
Prosedur
Untuk mengatasi
kesulitan belajar diperlukan beberapa langkah diantaranya:
Melakukan observasi
kelas
Memeriksa
penglihatan dan pandangan siswa
Memberikan tes
diagnostik bidang kecakapan tertentu
Memberikan tes
kemampuan intelengensi (IQ)
DAFTAR
PUSKATA
Abdurrahman,
Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta,
2003
Djamarah,
Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta, 2002
Bustami Said, Buku
Ajar Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pembelajaran, (Pamekasan: Stain Pamekasan
Press, 2006), hlm., 55
Mulyono
Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2003), hlm., 118
http://hadirukiyah.blogspot.com/2009/06/diagnosa-kesulitan-belajar.html